Sakaratul maut, Tipes dan GERD ( Bagian 2)
Pulanglah saya kerumah, setelah sampai rumah, saya tidak sanggup bangun.
Rasanya seperti sakaratul maut, saya bisa melihat orang yang datang, tapi tak
sanggup bicara. Orang-orang melihat saya tidur, tapi sebenarnya saya tidak
tidur. Hanya memejamkan mata menahan sakit yang terkira. Sekitar 2 minggu saya
merasakan sakit itu. Hidup tidak, matipun tidak. Bila sakitnya datang, sekujur
badan saya langsung basah berkeringat tapi rasanya badan dingiiiin sekali.
Menarik nafas pun terasa sakit luar biasa. Akhirnya karena tak sanggup, saya
pun akhirnya dirawat kembali.
Dokter takjub melihat perkembangan saya, kenapa setelah dirawat malah
keadaan bertambah gawat. Padahal pasien tipes lain menunjukkan kemajuan yang
positif setelah dirawat 5 hari. Akhirnya dokter merekomendasikan untuk kembali
dirawat di rumah sakit. Karena sudah pasrah dan tak mengerti mengapa tubuh saya
menjadi seperti ini, saya menurut saja kata dokter.
Tes darah sudah menunjukkan hasil negatif terhadap tipes, tetapi herannya
badan saya malah bertambah lemas dan tak bertenaga. Setelah diobservasi selama
3 hari, dokter menyimpulkan saya terkena gastritis. Dari kesimpulan ini, saya
memutuskan untuk pulang dan kembali berpura-pura lebih baik supaya dapat izin
pulang.
Di rumah, saya berjuang untuk menyembuhkan diri saya sendiri. Saya
melanjutkan kembali minum madu, tapi tidak sanggup untuk makan bawang putih
karena rasa mual yang tak tertahankan. Saya minum madu hutan kualitas super
dari Bangka, karena saya percaya khasiatnya untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Obat-obatan dari dokter saya stop sama sekali. Walhasil, saya
buang-buang air cair selama 2 minggu. Sehari bisa 6-8 kali ke toilet. Rasanya
kayak mau end. Tapi ternyata di kemudian hari, barulah saya tahu kalau ke toilet
itu adalah proses detox akibat minum obat-obatan yang intensif selama kurang
lebih 3 minggu.
Hal yang paling ajaib terjadi adalah saya menjadi super paranoid dan super
hygienis. Membaca berita di facebook, bikin saya merinding, takut, mual, pusing
dan muntah padahal hanya berita kenaikan harga BBM. Wifi dirumah saya jadikan
biang keladi penyebab pusingnya kepala saya. Akhirnya, dengan arogannya saya
mematikan wifi dan meminta semua yang dirumah mematikan handphonenya karena
takut akan gelombang magneticnya. Setiap
saat, tangan saya cuci dengan sabun pembersih kuman. Mandi dengan air De*tol,
sabun mandi juga dengan Det*ol. Baju sehari ganti 4-5 kali. Super duper takut
dengan kuman yang ada di sekeliling saya, sampai kasur pun saya ganti dengan
yang baru, lemari saya buang. Kulkas saya kasih orang. Ngga berani deket-deket
sama orang lain karena takut ketularan kuman yang ada di dalam tubuh orang
tersebut. Stress berat kalau dengar ada orang yang meninggal, panas dingin kalo
denger ada orang yang sakit.
Rasanya seperti orang yang nggak waras. Lelah dengan semua rasa takut itu,
akhirnya saya putuskan untuk saya lawan. Saya mencoba mencari informasi tentang
pengobatan alternatif. Sambil membaca Bismillah dan berdoa supaya Allah
menyembuhkan berbagai penyakit yang ada dalam tubuh saya, Allah mengarahkan
saya ke food combining. Awalnya dari postingan teman di facebook dengan pola
makannya, saya gogling dan ketemulah food combining.
Membaca file-file yang ada dalam grup food combining asuhan ibu Anung Nur
Rachmi, saya langsung praktekkan pola makan food combining pada 7 Juni. Setelah
tiga hari, badan rasanya enakan, tapi belum fit. Awal food combining, badan
saya penuh jerawat, bukan hanya punggung badan dan wajah, tapi juga sampai ke
perut dan dada. Seminggu setelah food combining, saya bisa duduk dan berjalan
pelan kaya keong. Dua minggu food combining, saya bisa jalan kayak marmut. Udah
berani keluar rumah, duduk di teras depan. Kebetulan waktu itu bulan puasa,
saya pikir klop banget untuk penyembuhan gastritis. Jadilah saya food combining
selama sebulan lebih tanpa cheating sama sekali. Alhamdulillah saya bisa
menjalankan puasa penuh dan bisa sholat tarawih di masjid walo harus dibonceng
naik motor sama suami karena belum sanggup jalan jauh. Masjidnya juga nyarinya
yang sholat tarawihnya 11 rakaat ajah hehehe. Di kombinasikan juga dengan
pengobatan akupuntur dan bekam, setelah Idul Fitri saya udah kuat jalan-jalan
ke yogya hehehe.
Sekarang tiap pagi saya minum perasan jeruk nipis/lemon yang dicampur air
hangat, setengah jam kemudian saya lanjut minum dua sendok makan madu. Siang
sebelum makan atau menjelang tidur saya minum lagi dua sendok makan madu. Kalo lagi
males makan ( walo udah tau sering sakit gegara malas makan, teteup ajah saya
malas makan) seharian saya hanya minum madu plus air atau makan buah aja. Sayur
dimakan kalo lagi semangat doang hehehe. Nasi paling sehari sekali, itu pun Cuma
3-4 sendok makan, di tambah tahu rebus atau tempe bacem plus wortel, ketimun
atau kol atau sayur lalapan mentah lain tanpa sambel.
Perlu waktu 6-8 bulan untuk mengembalikan kondisi tubuh saya seperti sedia
kala. Sedia kala, tubuh saya fit Cuma 80%, nah sekarang saya rasa udah 75%. Kenapa
Cuma 80%? Karena faktor genetik dan faktor usia hehehe. Badan sudah enak di bawa kerja, hanya masih
sering kliyengan dan pandangan kabur yang masih betah didalam tubuh saya.
Belakangan, saya baru tahu kalau cake, pizza, gluten, oatmeal instan,
Ya*ult dan susu adalah penyebab biang keladi penderitaan saya selama setahun
ini. Terus terang, saya belum sanggup berpisah dengan mereka. Sesekali saya
masih berhubungan, makan sedikit tapi ngga sebanyak dulu lagi. Setelah hampir
setahun food combining, saya mulai merasakan detox yang kuat setelah saya
cheating. Tiga hari yang lalu saya makan ayam plus nasi plus MSG, walhasil saya
harus menikmati bisul dan jerawat yang meradang di dagu saya. Bukan hanya satu,
tapi ada 6 bisul yang meradang. Nikmaaaatnya...
Yeah, ada harga yang harus kita bayar untuk suatu kenikmatan semu. Dan saya
siap berani bertanggung jawab atas tindakan saya yang mengikuti hawa nafsu
#eh...
Untuk mengetahui bagian pertama dari cerita ini, anda bisa klik disini
Artikel lain yang mungkin menarik :
- Gejala Penyakit GERD yang tidak disadari ( silent disease of GERD)
-Tips Menurunkan Demam Tanpa Obat
Artikel lain yang mungkin menarik :
-Tips Menurunkan Demam Tanpa Obat
sakaratul mau memang sangat menyakitkan. Nabi muhammad saja merasakan betapa dahsyatya skarautl mau
ReplyDeletebetul, tapi punya pengalaman ini benar-benar memberi pelajaran yang sangat berharga
ReplyDelete